Kali ini Iyan melangkahkan kakinya dengan sungguh-sungguh. Berlari dengan sekuat tenaga mencapai garis finish arena lomba. Perlombaan terlihat semakin sengit, dua-tiga orang saling berlari menyusul. terkadang, sesekali ketiga atau keduanya berada pada jarak dan posisi yang sama. terlihat jelas 20 peserta lomba lari sedang menguatkan tekadnya mencapai finish. iyan sampai pada posisi kedua,setelah menempuh jarak 1200 meter,hanya 3000 meter lagi yang perlu ditempuhnya. hingga mencapai garis finish,Iyan telah merebut posisi pertamanya.

itulah kemenangan pertamanya, kemenangan pertama dalam lomba lari tingkat nasional yang pernah diikutinya. Juara perama pada perlombangan tingkat nasional akan mewakili indonesia dalam seagames di thailand pada dua bulan mendatang. kesempatan yang paling ditunggu-tunggu iyan akhirnya datang. iya. perlombangan dalam kancah internasional.

setiap hari iyan berlatih berlari di stadion belakang rumahnya. Ditemani dengan adiknya yang setia mencatat rekor waktu yang iyan dapat. terkadang iyan sampai lupa waktu dlam latihan. hujan pun tak diperdulikan. panas terik menyengat tak lagi dirasakan. yang ada adalah ambisi memenangkan perlombaan dua bulan mendatang. namun, semakin hari usahanya tak membuahkan hasil maksimal. rekor waktu yang ditempuh hanya selisih beberapa detik dari waktu awal ia latihan. ada keraguan dalam dirinya.

hingga dua bulan telah terlewati,tibalah saatnya perlombaan. Karena sedikit keraguannya,iyan sembari duduk ditempat istirahatnya sementara berdoa dengan bergumam,
” Ya tuhanku, ini adalah saat yang kunantikan. Aku mohon. Kabulkan lah doaku agar dapat,memenagkan perlombaan ini. ya tuhanku,Jika aku menang aku akan menjalankan semua perintahmu” dengan nada rendah tapi masih cukup terdengar beberapa orang dibelakangnya.

Terdengar seorang kakek menyambar perkataannya

“hai, anak muda. sedang apakah kau gerangan?”

“memohon pada tuhanku,kek” serunya,

“benarkah begitu tuhanmu menyuruhmu?”

“aku hanya membuat perjanjian dengannya”

“Sepertinya engkau mencoba berjudi dengan tuhanmu nak, kau mencoba menjadi bandarnya”dengan nada sopan kakek itu bergumam.

“apa maksud kakek?”

“Aku tidak bisa menjawabnya, kamu harus menemukan jawabanmu sendiri. disilah kamu akan mendapat jawaban.”( sambil berjalan menghilang).

perkataan sang kakek membuat iyan mengorek isi otaknya, menggali dalam-dalam. namun, masih saja ia belum menemukan jawaban. Hingga, perlombaanpun dimulai.

……….

……….

……….

sekian . bertemu lagi di Berjudi dengan Tuhan 2.