pagi itu sekitar pukul lima, deringan alarm handphone terus berbunyi semakin kencang. seperti biasanya aku akan mencoba meraihnya untuk sekadar mengecek waktu atau bahkan menghancurkan suaranya. dengan menekan tombol “home” berakhir sudah kuasanya.

tapi kemudian aku memutuskan untuk beranjak, meski barisan-barisan pulau masih tertata rapi dalam samudra bernama pipi. hahaha. kau tau apa itu lah. membuka jendela disudut kamar. rupanya sangat sulit, mungkin karena mata yang masih terganjal jalinan benang mata yang kujahit semalam. tak kuasa benar aku membukanya. ternyata hanya sebuah tembok yang berhias paku-paku. aku fikir aku dalam rumahku dulu yang penuh dengan jendela, nyatanya itu hanya euforia tentang masa lalu.

mengambil handuk diantara gantungan baju-baju yang entah sejak kapan tergantung. seperti kisahku dan kamu. aku yang kau gantungkan entah sejak kapan. tentang perhatianku yang kutumpahkan padamu. iya memang. bukankah cinta adalah memberi tanpa berharap? ahhh cinta,lagi lagi cinta. mungkin mulai bosan tentang definisi cinta. yang kutahu semua definisi itu lahir dari pikiran manusia, dengan kata lain semua definisi itu bullshit. setidaknya itu kata temanku. tapi memang benar kalau semuanya bullshit, bahkan definisi sendiri merupakan definisi. bagaimana itu dapat terjadi? menggambarkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang bahkan sesuatu itu juga masih digambarkan. akhirnya yang muncul hanyalah sebuah gambar.

terlihat suasana masih gelap. remang-remang menampakkan berkas-berkas cahaya dari luar. mungkin rembulan yang mulai memudar termakan fajar. terkadang seperti ada sekelabat bayangan hitam dan putih yang menyeruak dari balik dinding-dinding. terkadang berada dipojokkan, sudut yang masih terjangkau mata. mungkin ngeri juga jika membayangkan tiba-tiba ditempat gelap gulita macam itu di tempat antah berantah, dalam hutan lebat yang tak berpenghuni. terdengar suara yang sulit tergambarkan. seakan menggelegar sangat melewti daun telinga yang terpampang jelas. berdiri bulu kuduk. tapi semua hanya andaikan. dan sudah menjadi sifat manusia untuk berpikir. bahkan untuk sesuatu yang diluar nalar dan tak logic.

aku masih menyusuri kegelapan, kamar mandi disebelah dapur tempat ku akan menuju. sengaja aku tak menghidupkan lampu-lampu. aku fikir mataku masih setajam dulu. ketika aku dikejauhan diam-diam memandangmu, dibawah pohon rindang tempatmu berteduh, dengan sedikit pancaran mentari yang terabsorbsi. kembali lagi tentang saat ini. hampir aku menabrak kursi goyang yang tercecer di depan kamar tidurku. dengan pelan aku masih menyusuri jalan. terdengar suara seperti sebuah adu pedang. tapi cukup terlalu lirih untuk didengar manusia. aku rasa itu bising yang lirih. masih tetap berjalan, suaranya masih terdengar dan semakin nyaring ” desing-desing” begitulah suaranya. seperti mendengar pertarungan antara Freedy and Jason secara langsung.

akupun mencari sumber suara. mengikuti seperti mencari-cari aroma makanan yang lezat. hingga mencapai sebuah bilik dengan tirai yang sedikit membuka. aku membuka sedikit demi sedikit tirai yang menutupi. benar memang pertempuran Freedy dan Jason tengah terjadi. hanya saja dalam versi hewan Freedy (anak Kucing) dan Jason yang membawa golok besar. akhirnya aku hanya bisa menjadi komentator atas pertarungan tersebut. tidak seperti komntator ahay. kini aku harus menjadi perang diabad 21.

terlihat Freddy(anak kucing) dengan lihat menggunakan cakarnya untuk menyerang Jason. sayangnya dengan kemampuan Juijutsu yang dimiliki Jason(tikus), jason(tikus) dapat menghindari amukan Freddy(anak kucing) bahkan memberi serangan balasan yang menyebabkan Freddy(anak kucing) terdorong beberapa meter kebelakang oleh golok Jason(tikus). teknik pernapasan Freddy(anak kucing) sangat bagus sehingga hanya meninggalkan luka ringan karena golok tumpulnya Jason(tikus). jason(tikus) kembali mengarahnya goloknya kearah kepala freddy(anak kucing), dengan sedkit kelincahan freddy(anak kucing) masih bisa mengelak. tak sia-sia pelatihan silat harimau yang diberikan kekek moyangnya. sebagai salah satu pewaris keluarga harimau. Kemudian dengan beberapa serangan balasan freddy(anak kucing) menyelasaikan pertarungan dan membawa jason(tikus) kemabli ke sang maha kuasa.