lanjut dari Berjudi dengan Tuhan ………… !!!!!!!

Tembakan ke udara “Door” menandai dimulainya perlombaan lari. Iyan bergegas menghindar dari kekacauan pikirannya, terus berlari mencapai finish susul menyusul dengan beberapa  pelari lain. sampai mendekati finish Iyan masih berada pada urutan kedua. Akhirnya ia harus puas sebagai runner up untuk cabang lari 500 meter.

(setelah perlombaan).Iyan mengambil sebotol minuman yang diberikan oleh teman Kontingen pelari dari Indonesia. Terlihat mukanya dengan raut sedikit pucat, tanda kurang puas atas hasil yang ia capai. Meski begitu, ia tak begitu memperlihatkannya kepada rekan sekontingennya. Dengan sedikit berbaring ia mulai mengistirahatkan tubuhnya. Mengingat kembali perlombaan sebelumnya.

Dalam renungannya ia tersadar dengan pembicaraan sebelumnya dengan seorang yang tak dikenalnya. “Nak, mungkin kau mencoba berjudi dengan tuhan, dengan kamu sendirilah bandarnya”. masih terus mengingat. hingga, akhirnya ia tertidur karena kecapaian dengan masih memikirkan percakapan itu.

“Dimana aku?” gumamnya dalam keadaan kaget. Tiba-tiba Iyan memasuki sebuah ruang gelap, entah bagaimana dia bisa berada pada tempat itu. Kemudian dengan langkah yang sedikit gusar Iyan mulai menyusuri ruangan gelap tersebut. Tangan kanannya menyenggol sebuah benda diantara dinding-dinding. mulai meraba, ia pun menemukan sebuah daun pintu diantara kegelapan. Dibukanya pintu tersebut yang tak terkunci ,dilihatnya beberapa orang sedang duduk dengan beberapa kartu ditangannya dan beberapa dollar diatas meja.

“Ya, sepertinya mereka sedang melakukan perjudian, aku harus segera keluar dari sini” pikir iyan.

Dengan langkah mengendap-endap ia mulai keluar dari ruangan tersebut sambil mencari pintu keluar. Iyan heran ada dua orang yang melihat tepat kearahnya tetapi bahkan seperti tak melihat dirinya. Hingga akhirnya, ia memutuskan mendekat kearah kerumunan orang tersebut,dan benar, mereka bahkan merasakan kehadirannya.

“Tempat apa ini?”teriak iyan.

Ia terus memperhatikan orang-orang tersebut. Dilihatnya orang-orang yang menang merasa puas dengan kemenangannya hingga lupa bahwa selalu ada kekalahan menantinya. dan beberapa orang yang kalah menciut kemudian berkoar” Pinjami aku 100 dollar akan aku ganti dengan 200 dollar”.

Setelah kekalahannya seseorang yang tadi berkoar kalah kembali. dan berkoar dengan suara yang sama. dan apa yang terjadi kemudian? beberapa bodyguard menyeretnya dan memukulinya sebagai lampiasan kekesalannya. hingga Iyan tidak tega melihatnya dan mencoba menolongnya. Tapi, apa daya ia bahkan tak bisa berbuat apa-apa untuk dirinya sendiri dan  ia bahkan hanya sebagai penonton.

dalam usahanya menolong orang yang bahkan tak bisa dijangkaunya, tiba-tiba datang cahaya sangat terang hingga menghilangkan semua penglihatanya. yang dilihatnya hanyalah berkas cahaya yang bahkan entah darimana.

“Hai manusia!!!!” Terdengar suara menggelegar.

Iyan mencoba mencari darimana datangnya suara tersebut. tapi ia tak menemukannya.

“Hai Manusia!!!. sudahkah kau lihat bagaimana seseorang berjudi?” suara yang sama.

“Tidakkah mereka yang menang akan semakin sombong? dan mereka yang kalah akan terpuruk dan lupa bagaimana ia berasal?”

“apakah engkau mencoba berjudi denganku, membuat perjanjian denganku? yang menciptakan segala sesuatu termasuk dirimu?”

Gemetar seluruh tubuh Iyan mendengar suara tersebut, terduduk lemas tanpa daya.

“siapa dirimu? kamu dan sekalian alam ini adalah milikku.bagaimana mungkin kamu membuat perjanjian denganku. apa yang bisa kamu berikan padaku jika semua yang ada padamu dan semua yang menopang hidupmu berasal dariku?” dengan suara marah.

“memintalah, tanpa mencoba berjudi denganku”

cahaya semakin terang hingga menyulut sebagian tempat Iyan berada, dan iyan merasakan panas di sekujur tubuhnya. hingga menyadarkannya dari tidurnya dibawah teriknya mentari pagi menjelang siang bangkok. Dengan tangan dan kaki masih gemetan ia bangun dan menuju tempat ganti pakaian. memikirkan dan meresapi mimpi dalam tidurnya, atau bahkan sebuah teguran atas dirinya.

setelah berganti pakaia, ia bergegas menghampiri teman-temannya. sembari memasukan baju kedalam tasnya, Iyan melihat kakek yang pernah ia temui, tersnyum kemudian menghilang sebelum iyan mencoba menghmpirinya.